DEPOKNET – Kota Depok telah banyak mengklaim sebagai kota layak anak, salah satunya dengan telah disahkannya Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak sebagai peraturan khusus yang memayungi program Kota Layak Anak.
Padahal masih banyak anak-anak di kota Depok yang tereksploitasi hingga tak merasakan dunia anak-anaknya secara penuh, bahkan harga masuk taman kanak-kanak yang terbilang tinggi hingga tak semua warga bisa mengenyam pendidikan usia dini tersebut.
Kemudian terkait Kota Bersahabat atau Friendly City, tidak juga dapat mengurai tauran pelajar yang masih santer terdengar. Mirisnya, tingginya nilai intelektual masyarakat kota Depok justru malah menutupi pola kebersamaan dalam kehidupan di masyarakat.
Masih banyak lagi klaim kota Depok sebagai kota apalah itu namanya, tapi yang jelas klaim-klaim tersebut justru menjadi bumerang dan serangan balik, karena pemerintah Kota Depok belum membumikan secara maksimal program tersebut, dan hanya sebatas kulit dan promosi saja.
Salah satu yang sangat dibanggakan adalah kota Depok sebagai Cyber City. Tentunya warga Depok dapat merasakan bahwa julukan ini masih jauh panggang dari api. Terbukti masih minimnya infrastruktur data dan penunjang lainnya termasuk belum maksimalnya contain dan update informasi tentang kota Depok yang dimiliki website dan portal yang berplafon pemerintah.
Menurut Thahir, tokoh muda Kota Depok yang juga pengusaha muda ini, sesungguhnya pengertian cyber city adalah sebuah konsep kota masa depan yang berbasis teknologi informasi tingkat lanjut. Dikatakannya, sebuah kota dengan konsep Cyber City yang telah mapan akan menjadi sebuah kota yang terkoneksi di seluruh bidang termasuk berbagai kebutuhan masyarakat kota dalam berbagai bidang.
“Baik bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lain-lain tersaji dalam satu konsep yang saling berhubungan. Walaupun ujung-ujungnya konsep Cyber City sebenarnya adalah harapan untuk dapat meningkatkan kualitas kehidupan warga sebuah kota,” jelas Thahir
Mantan Ketua KNPI Kota Depok ini juga berharap, Cyber City untuk kota Depok dapat segera tercapai. Sebab, akan menjadi hal bijak jika pemerintah mampu menjadikan basis teknologi sebagai spirit pembangunan bagi masyarakatnya.
Di sisi lain, Sigit selaku pegiat IT mencermati kalau pemerintah Kota Depok masih separuh harga untuk menjadikan kotanya berbasis Cyber City. Belum seperti kota-kota lain yang total menjadikan IT sebagai alat penggerak pembangunannya.
Dijabarkannya, setiap program seperti Cyber City harus diawali dengan sosialisasi yang baik dan menyeluruh. Kemudian memperkenalkan apa tujuan besar dibangunnya cyber city kepada semua lapisan masyarakat. Setelah itu barulah mulai membenahi dan menyediakan infrastruktur pendukung konsep Cyber City tersebut sehingga ketika infrastuktur telah tersedia, dengan sendirinya konsep Cyber City sudah dapat berjalan sesuai harapan.
“Sebetulnya hal itu bisa dilakukan dengan cara melibatkan para praktisi IT yang ada di Kota Depok. Saya yakin, karena Depok kaya akan SDM di bidang tersebut,” terang Sigit.
“Ini tinggal bagaimana pemerintah menggalang potensi tersebut secara professional dan bukan sekedar seremoni,” tandasnya. (Andara/DepokNet)