DEPOKNET – Banyak faktor yang mengakibatkan kemacetan di Kota Depok. Tingginya pertumbuhan penduduk dan minimnya pembangunan infrastruktur jalan menjadi penyumbang kemacetan terbesar.
Penerapan Sistem Satu Arah (SSA), Plat Ganjil Genap, Car Free Day, atau Contra Flow sesungguhnya hanya obat sementara untuk mengatasi problem kemacetan yang semakin hari terus memprihatinkan di kota Depok.
Obat paling tokcer untuk mengatasi kemacetan tentunya diperlukan pembangunan infrastruktur jalan penghubung yang terkait satu sama lain. Selain itu juga wajib memperlebar infrastuktur jalan yang sudah ada. Karenanya, keseriusan Pemerintah kota (Pemkot) Depok dalam membangun infrastruktur jalan untuk atasi kemacetan di berbagai wilayah di Kota Depok kembali dipertanyakan.
Beberapa kajian telah dibuat oleh Pemkot Depok sejak beberapa tahun yang lalu, bahkan Detail Engineering Design (DED) sudah rampung. Jalan terusan Juanda sejajar Tol Cijago dari Jalan Margonda Raya menuju Jalan Raya Tanah Baru hingga Cinere misalnya, DED kegiatan tersebut sudah selesai dibuat sejak 2015 yang lalu.
Kajian pembangunan jalan Depok Outer Ring Road (DORR) dan pembangunan Jalan Layang Margonda-Arif Rahman Hakim-Nusantara-Dewi Sartika-Kartini (Markaswangi) juga sudah rampung sejak lama, namun kegiatan fisiknya tak juga ada realisasinya.
“Jalan Terusan Juanda-Tanah Baru-Cinere misalnya, kalau Pemkot gak punya uang untuk pembebasan lahan langsung ribuan meter, ya nyicil aja dikit-dikit, jadi minimal keliatan ada progressnya, bukan didiamkan kayak begini,” ungkap tokoh muda Depok, Courles Haliwela, Jumat sore (4/08/2017)
Courles mengatakan, Pemkot Depok harusnya bisa memaksimalkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk digunakan membebaskan lahan jika dana APBD kota Depok dianggap tidak cukup untuk melanjutkan kegiatan pembangunan jalan seperti jalan terusan Juanda-Tanah Baru-Cinere itu.
“Dana CSR yang ada sudah kemana aja, masa gak bisa dipakai untuk pembelian tanah terusan Juanda-Tanah Baru-Cinere sih, jalan itu harus dilanjutkan pelaksanaannya kalau pemkot mau mengurai kemacetan di Jalan Margonda,” tegas Courles
Hal ini disebut Courles sangat beralasan, mengingat rencana pembangunan infrastruktur jalan lainnya yang sudah dibuat kajiannya oleh Pemkot sejak era kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail diyakininya tidak akan terealisasi di era Mohammad Idris.
Courles menyebut diantaranya, konsep Depok Outer Ring Road (DORR) untuk mengatasi kemacetan yang saat ini kerap terjadi di Sawangan serta Jalan Layang (Fly Over) Markaswangi untuk mengatasi kemacetan di perlintasan Rel KRL di Jalan Dewi Sartika serta di pertigaan Jalan Margonda dan Jalan Siliwangi.
“aaahhhh janji bui, itu hanya mimpi yang tak terbeli,” pungkasnya
Perencanaan pelebaran jalan di kota Depok juga belum maksimal dilaksanakan hingga saat ini. Courles menyebut diantaranya, pelebaran Jalan Sawangan, pelebaran Jalan Raya Parung, pelebaran Jalan Nusantara hingga Beji, pelebaran Jalan Siliwangi, pelebaran Jalan Kartini, pelebaran Jalan Abdul Wahab Cilodong dan pelebaran Jalan Margonda.
“Dana CSR pihak swasta harusnya bisa digunakan untuk hal ini selama dikelola dengan baik dan transparan. Ayo kapan lagi, toh pihak swasta juga sangat membutuhkan Infrastruktur jalan yang baik dan tidak macet,” ujar Courles. (CPB/DepokNet)