DEPOKNET- Tidak mendapat dukungan dari pemerintah kota (pemkot) Depok tanpa alasan jelas serta dilarang menggunakan jalur margonda untuk pelaksanaan carnaval malam hari, panitia Depok Night Parade (DNP) 2016 tetap membuktikan janjinya untuk menyuguhkan sebuah aksi spektakuler yang baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
Sabtu malam (17/12), di hari kedua gelaran DNP, hampir seribu peserta dengan kostum unik, atraktif, dan fenomenal tampil dengan semangat tinggi dalam Carnaval Budaya di jalur jalan boulevard kota kembang, Grand Depok City (GDC) yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan DNP, 16-18 Desember 2016.
Sempat sedikit terganggu oleh guyuran hujan sejak siang dan sore hari, ditambah terpaan issue miring yang menyebut DNP akan menampilkan kostum bikini serta disusupi paham PKI, justru tak menyurutkan niat ribuan warga kota Depok untuk menyaksikan sajian khas lintas budaya yang belum pernah terjadi selama ini di kota Depok bahkan di Indonesia.
“Mas liat sendiri kan, seperti apa itu antusias warga Depok yang ingin menyaksikan carnaval malam hari ini. Kreatifitas peserta dan kerja luar biasa seluruh panitia terbayar lunas dengan melihat animo dan tingginya apresiasi warga yang hadir menyaksikan carnaval ini,” ujar Ketua IKIAD Kota Depok, Chico Tangke Allo yang juga tampil sebagai peserta carnaval malam tadi
Salah seorang penonton, Ibu Ningsih, warga cilodong yang hadir menyaksikan carnaval bersama dua orang anaknya mengatakan sangat takjub dengan peserta yang tampil, apalagi 90 persen peserta adalah anak-anak muda yang selama ini belum pernah tersalurkan kreatifitasnya secara maksimal di kota Depok.
“Ternyata Depok itu kaya akan kreatifitas budaya ya mas, kok sayang sekali jika kegiatan seperti ini malah tidak mendapat support dari Walikota,harusnya acara begini ini bisa jadi agenda tahunan pemkot,” sebut wanita setengah baya ini penuh tanya
Patut diketahui sehari menjelang kegiatan digelar, sempat ada desakan dari beberapa pihak salah satunya dari pihak kepolisian agar kegiatan Depok Night Parade 2016 dibatalkan akibat ‘termakan issue’ yang menyebut DNP akan menampilkan miss Internasional, pentas kostum bikini serta disusupi paham PKI.
Ketua DPRD kota Depok, Hendrik Tangke Allo yang juga penanggung jawab kegiatan pun sempat merespon keras permintaan pembatalan tersebut mengingat kegiatan DNP sudah mengantongi izin keramaian tertulis dari Kepolisian, “kalau mau tetap dibatalkan, mendingan tangkap saya saja deh!” pungkas pria tampan yang biasa disapa HTA ini (Ant/WSR/DepokNet)