DNet Jurnalisme Masyarakat – Dalam beberapa waktu terakhir Depok dilanda tindakan kriminal anak muda dan perlakuan represif anggota Kepolisian Resort Kota Depok saat menangkap anggota Geng Jepang yang diduga terlibat dalam aksi kriminal dan penjarahan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Depok, Patriot Muslim menilai, stakeholder di Depok telah gagal dalam menciptakan kota yang aman dan nyaman. “Persoalan serupa sangat sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tidak selesai-selesai. Banyak hal yang harus dievaluasi dari strategi pengamanan kota,” ujar Patriot.
Patriot juga menganggap perhatian Pemerintah Kota Depok selama ini masih minim terhadap urusan anak muda. Hal ini membuat anak muda kurang terarah untuk melakukan kegiatan positif. “Depok harus belajar dari Kota Bandung dan Malang, kota tersebut telah ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai Kota Layak Pemuda,” imbuhnya saat ditemui di salah satu acara diskusi yang diselenggarakan oleh Akar Rumput Strategic Consulting di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan (29/12).
Di tempat yang berbeda, hal senada juga diungkapkan oleh Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia, Daisy Indira menilai, maraknya fenomena geng motor dimulai saat kaum muda mencari identitas diri. Menurut Daisy, apa yang dilakukan pemerintah belum menyentuh akar permasalahan. Karena bagi Daisy, Geng motor semakin marak karena ruang publik bagi anak muda minim di Depok. “Mereka perlu ruang untuk ekspresi dan menunjukkan identitas,” kata Daisy (28/12).
Menurut Daisy hal ini semakin marak karena akses terhadap geng motor gampang dan mudah karena kesamaan hobi. Pembentukan identitas tersebut akhirnya mendorong kegiatan kolektif kelompok yang cenderung negatif. “Dalam perjalanannya, mulai terjadi penyimpangan-penyimpangan mengarah aksi kriminalitas,” lanjutnya.
Sebagaimana dilansir berbagai media massa, puluhan remaja bermotor menyatroni toko Fernando Store di Jalan Sentosa Raya Kota Depok pada Sabtu (24/12) lalu. Bermodalkan senjata tajam dan keberanian bermental keroyokan, mereka menggasak puluhan pakaian yang ditotal senilai Rp13.100.000. (pengirim Rizal Mardani, mardani_r@yahoo.co)