depoknet.com – Calon Presiden (Capres), Sam Aliano berharap, Bareskrim Mabes Polri dapat menindak tegas Facebook dan Youtube di Indonesia. Oleh karena, akan menumbuhsuburkan masyarakat untuk menjadi teroris dan membuat, sehingga sangat membahayakan dan mengancam rakyat Indonesia.
“Saya melaporkan Facebook dan Youtube ke Bareskrim Mabes Polri, agar Bareskrim dapat memblokir kedua perusahaan itu yang sudah membahayakan. Konten-konten itu mengajari teroris dan memfasilitasi cara membikin bom,” kata Sam di Jakarta, Kamis (24/5).
Sam turut prihatin dengan banyaknya konten-konten yang dinilai mengandung kekerasan, mengumbar porno, cara melatih teroris, dan merakit bom serta yang tidak bernilai positif. Hal itu semua dapat merusak pola pikir di masyarakat untuk bertindak dan melakukan hal serupa.
“Saya sebagai warga negara sangat prihatin atas tayangan di youtube dan facebook. Saya ingin dapat berperan untuk bela negara, bela masyarakat untuk tidak takut teroris, serta Indonesia harus terbebas dari adanya tayangan yang membahayakan keamanan negara, menakutkan rakyat, menakutkan bisnis, dan menakutkan umat Islam,” ungkap Sam.
Untuk itu, Sam mengancam pada perusahaan Youtube dan Facebook untuk mau mengikuti aturan di Indonesia, kalau kedua perusahaan tersebut tidak mengikuti aturan di dalam negeri sebaiknya ditutup. Semestinya bukan saja kepolisian yang dapat bertindak tegas, juga Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) juga mempunyai peran untuk menindak ya.
“Saya akan tutup perusahaan ini setelah pelantikan saya sebagai Presiden Republik Indonesia. Saya janji akan gantikan peran Youtube dan Facebook serta semua yang mengajarkan hal negatif yang tidak mau mengikuti aturan, mereka harus hengkang dari Indonesia, ” tegas Sam.
Disamping itu, Sam menambahkan, di dalam Youtube juga tidak boleh ada isi ceramah-ceramah yang berisikan menghina agama lain, penistaan terhadap agama tertentu,
“Saya harap dari ceramah-ceramah itu juga tidak boleh dalam Youtube membawa komentar-komentar atau menghina agama atau mengkritik orang lain, itu tidak boleh. Apalagi dapat membakar semangat dan mencuci otak anak-anak muda Indonesia,” pungkasnya.