Hendrik Tangke Allo: “Saya liat pemindahan lokasi pertandingan ini bukan sekedar masalah keamanan, tapi ada upaya untuk mengganjal Depok United menjadi Juara!”
Depok.Net (6/11) ——— Bertanding di lapangan yang jauh dari kata layak dan standar yang ditentukan untuk turnamen sekelas Piala Suratin, Tim Kesebelasan Depok United U-17 mengendalikan jalannya pertandingan babak 8 Besar Turnamen Piala Suratin 2016 melawan Tim Kesebelasan Bandung Legend, Sabtu (5/11) di Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom), Cimahi.
Bahkan di babak pertama, Tim Depok United U-17 bermain “setengah lapangan” di wilayah pertahanan Bandung Legend. Tim lawan praktis hanya mengandalkan serangan balik cepat namun bisa dipatahkan oleh barisan pertahanan Depok United U-17.
Didukung oleh seratus orang lebih suporter setia yang memasang spanduk besar di lapangan bertuliskan “SIAPA KITA?? DEPOK! DISIPLIN, JUARA!”, Alip Cs langsung trengginas mengepung seluruh lini pertahanan Bandung Legend, hanya satu yang menyulitkan permainan satu dua sentuhan milik Depok United U-17 tidak berkembang yakni kondisi lapangan yang becek dan mirip kubangan kerbau.
“Lihat bang, 90 persen pertandingan kita kuasai, hanya lapangan yang buruk yang bikin permainan anak-anak kurang berkembang!” ujar Wahyu Ramadhani kepada Depok.net usai game babak pertama usai
Tercatat ada sekitar empat sampai lima peluang yang didapatkan Alip Cs di babak pertama ini, khususnya saat striker andalan Depok United U-17, Bayu Wira yang bernomor punggung 11 masuk di menit ke 25 babak pertama.
Tembakan Bayu di menit 40 babak pertama contohnya, setelah menerima umpan silang di sisi kiri pertahanan Bandung Legend, Bayu lalu mendribling bola hingga memasuki kotak pinalti, melewati satu orang pemain bertahan Bandung Legend dan tinggal berhadapan dengan kiper, tembakan kerasnya yang membuat seluruh penonton menahan nafas ini masih menemui ujung jari kiper Bandung Legend yang pada pertadingan tersebut bermain cukup baik.
Tanpa kehadiran gelandang bertahan andalan, Aditya Gigis yang terkena akumulasi kartu kuning di babak sebelumnya, lini tengah Depok United U-17 memang tampak kehilangan tokoh sentral pemain bernomor punggung 8 ini dalam menjaga kedalaman dan mampu menghentikan serangan pertama lawan.
Agum Gumelar (nomor punggung 19) yang dipercaya dapat menggantikan peran Gigis di lapangan tengah terlihat belum maksimal dan cenderung sering naik meninggalkan pos utamanya.
“Seringkali serangan lawan khususnya melalui umpan panjang ke jantung pertahanan Depok United tak bisa dibendung di lini tengah dan bisa langsung berhadapan dengan dua Central Back Depok United U-17. Hal yang jelas terlihat dan terbaca oleh tim lawan,” ujar Hery Prasetyo, Koordinator Suporter Depok United U-17
Prediksi Koordinator Suporter Depok United U-17 yang biasa disapa Hersong ini pun terbukti, Gol Tim lawan dan satu-satunya dalam pertandingan ini pun tercipta berawal dari skema serangan balik melalui umpan panjang ke jantung pertahanan Depok United U-17, bola yang sesungguhnya bisa dikendalikan oleh Bek tengah Depok United bernomor punggung 2, dirinya menjadi mati langkah akibat bola sempat tertahan di genangan air tepat satu meter di depan kotak pinalti Depok United, Kiper yang sudah bersiap keluar dari gawangnya pun menjadi ragu-ragu untuk menutup ruang tembak striker Bandung Legend , dan sekali sontekan saja….Gol tercipta di menit 37 babak kedua.
Upaya Tim Depok United U-17 untuk mengejar ketinggalan di sisa waktu yang ada termasuk memasukkan dua orang penyerang pun tak juga menemukan hasil karena seluruh pemain Bandung Legend turun memmperkuat daerah pertahanan mereka dan hanya menyisakan satu pemain saja di lini depan. Hingga peluit akhir pertandingan berbunyi skor tidak berubah, 0-1 untuk kemenangan Bandung Legend.
“Abang bilang apa tadi, pertandingan sudah selesai, apa yang mau disesalkan lagi? kalau mau tadi pas masih di lapangan. Tapi ini bukan salah kalian, Abang yang tanggung jawab atas kekalahan ini,” ujar Wahyu Ramadhani kepada seluruh pemain usai pertandingan sekaligus meminta maaf kepada Warga Depok.
Manager Tim Depok United U-17, Hendrik Tangke Allo mengatakan bahwa ini bukan kekalahan Tim, tapi lebih kepada kesiapan Panitia Pelaksana turnamen yang tidak profesional khususnya menyediakan lapangan yang layak untuk Turnamen resmi agenda PSSI seperti Piala Suratin ini.
“Bayangkan, Jumat malam masih fix kita main di Stadion jalak Harupat. Tapi tiba-tiba sabtu pagi jam 9 dapat kabar pindah main disini (Lapangan Pusdikpom) tanpa konfirmasi yang jelas alasannya. Saya sampai disini pukul 12 siang, lapangan baru disiapkan termasuk garis lapangan baru dibuat seadanya, ruang ganti pemain pun tidak jelas. Saya liat pemindahan lokasi pertandingan ini bukan sekedar masalah keamanan, tapi ada upaya untuk mengganjal Depok United menjadi Juara!” pungkas Hendrik dengan nada kecewa.
Koordinator Tim Supporter Depok Ultras, Yogi Kurniawan yang turut hadir menyaksikan pertandingan sore itu juga turut menyayangkan pemindahan lokasi pertandingan dan kepemimpinan wasit yang lebih menguntungkan tim Bandung Legend.
“Lapangan mirip kubangan kerbau kok dipake buat Turnamen resmi PSSI, Asprov (Asosiasi Provinsi PSSI Jabar, red) Sehat?? Sepakbola bukan cuma Bandung aja, kok Tim Bandung terus yang dibelain, dari dulu kita dikerjain terus, Tim luar Bandung pasti selalu dikebiri,” sindir Yogi dengan nada keras (cpb/Depok.net)