DEPOKNET – Kontestasi pemilihan kepala daerah provinsi Jawa Barat dipastikan sudah terpetakan jelas. Prediksi sejumlah pihak bakal terjadi head to head atau pertarungan dua pasangan calon seperti Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pun tidak terwujud.
Dinamisnya pergerakan politik yang dimainkan partai politik di Jawa Barat dalam menentukan figur terbaik untuk diusung, akhirnya menghasilkan empat pasangan calon dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.
Koalisi parpol pertama yang menghasilkan pasangan calon adalah Gerindra, PKS dan PAN. Ketiga parpol ini bersepakat membentuk “Koalisi Reuni” dengan mengusung Sudrajat – Akhmad Syaikhu dalam Pilgub Jabar 2018. Sebelumnya, Gerindra, PKS, PAN bersama Demokrat padahal seakan sudah mengunci kuat pasangan calon Dedi Mizwar – Akhmad Syaikhu.
Namun kontraksi yang muncul di internal Gerindra yang dimotori Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, akhirnya Gerindra membatalkan Dedi Mizwar sebagai bakal calon Gubernur. Selanjutnya, atas pilihan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, Gerindra menunjuk Sudrajat sebagai calon Gubernur.
Kemudian, Golkar yang awalnya telah mendukung Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur pun membatalkan dukungan mereka. Kader terbaik Golkar Jawa Barat yang juga ketua DPD Jawa Barat, Dedi Mulyadi lantas mendapat angin kembali.
Demul sapaannya, dengan akselerasi tingkat tinggi pun berhasil memutar haluan Golkar setelah Ketua Umum DPP Partai Golkar, Setya Novanto “dieksekusi” oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, rekomendasi Golkar pun berujung dengan menunjuk Demul untuk diusung menjadi calon Gubernur Jawa Barat.
Dengan berbekal koalisi bersama Demokrat yang sudah menjadikan Dedi Mizwar sebagai kader Demokrat, Dedi Mulyadi akhirnya legowo dan bersedia menjadi pendamping Dedi Mizwar sebagai calon Wakil Gubernur. Koalisi Golkar-Demokrat pun fix membentuk “Koalisi Sejajar” mengusung Dedi Mizwar – Dedi Mulyadi.
Koalisi Parpol ketiga yang akhirnya solid setelah diguncang isu tarik menarik dukungan bakal calon adalah NasDem, PPP, PKB dan Hanura. Empat parpol ini secara bulat sepakat untuk membentuk “Koalisi Jabar Juara” dengan menetapkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan Bupati Tasikmalaya, UU Ruhzanul Ulum sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Yang terakhir, satu-satunya parpol yang langsung bisa mengusung pasangan calon tanpa berkoalisi yakni PDI Perjuangan pun menuntaskan dukungannya. Namun yang mengejutkan, PDIP yang dikabarkan bakal mendukung Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar 2018 memutuskan mengusung kadernya sendiri yakni Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Tubagus Hasanuddin menjadi calon Gubernur Jawa Barat.
Sebagai pendampingnya, Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan menunjuk mantan Kapolda Jawa Barat, Anton Charliyan sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dengan gagalnya prediksi bakal terjadi head to head seperti Pilgub DKI Jakarta, masyarakat berharap pola pertarungan dengan issue-issue bernuansa SARA yang terjadi dalam Pilgub DKI juga tidak berulang di Pilgub Jawa Barat kali ini.
Masyarakat Jawa Barat berharap seluruh parpol dan para pendukung empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dapat bertanding secara sehat dengan mengusung program terbaik pasangan masing-masing dan tidak membawa nuansa Pilgub DKI ke Jawa Barat. Pesta demokrasi di negeri Pasundan harus menjadi tauladan bagi pilkada lainnya di Indonesia. Semoga…(CPB/DepokNet)