DEPOKNET – Bagi para pecinta karya sastra, tentunya mengetahui penulis cerita pendek terkenal Hamsad Rangkuti. Karya-karyanya banyak dibaca dan digemari bahkan menjadi inspirasi jutaan orang bukan hanya didalam negeri tapi juga di mancanegara khususnya di Asia.
Tapi tak banyak yang tau jika sosok sastrawan Indonesia ini tinggal di Kota Depok. Penulis buku kumpulan cerpen “Sampah Bulan Desember” dan “Bibir Dalam Pispot” kelahiran 7 Mei 1943 ini pun sesungguhnya telah lama terbaring sakit.
Menurut istrinya, Nurwindasari, suaminya mengalami penurunan kesehatan sejak perlakuan pemerintah kota (Pemkot) Depok yang sewenang-wenang dimana pada tahun 2009 Pemkot Depok telah mengambil tanah miliknya secara sepihak yang kemudian diatas lahan 5×12 meter persegi itu membangun tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) tak jauh dari rumahnya.
“Bapak stres sejak pemkot membangun TPS disana, beliau tidak lagi produktif bekerja. Bau sampah TPS sampai ke rumah, rumah kami jadi bau tak sedap bahkan penuh belatung, kecoa juga tikus. Sejak itulah bapak sakit,” ungkapnya.
Karena tidak memungkinkan tinggal di rumah yang lama, Hamsad Rangkuti bersama istrinya kini tinggal di rumah petak berukuran 3,5 x 5 meter. Mereka mendirikan rumah sederhana tersebut di kebun yang dimiliki oleh Hamsad Rangkuti.
Hamsad Rangkuti bersama keluarganya sempat melakukan upaya perlawanan terkait keberadaan tanah miliknya itu, namun kalah dan tak mendapat uang ganti rugi sama sekali. Lahan miliknya tetap dipakai oleh Pemkot sebagai TPS sementara.
Seakan menutup malu setelah banyak media yang menulis tentang kondisi Hamsad Rangkuti, Pemkot Depok pun akhirnya membawa salah satu sastrawan terbaik Indonesia yang di tahun 2008 pernah mendapat penghargaan SEA Writer Award dari Pemerintah Thailand itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Depok, Jumat (25/08/2017) lalu.
Hamsad Rangkuti dijemput langsung dengan ambulans ke kediamannya di Jalan Swadaya VIII RT 03/ RW 03, Pancoran Mas oleh utusan walikota Depok yakni kepala Dinas komunikasi dan informatika (diskominfo) kota Depok, Dr. Ir. Sidik Mulyono, M.Eng. Menurut informasi, seluruh biaya perawatan Hamsad Rangkuti nantinya akan ditanggung oleh Pemkot Depok.
Ketua DPRD kota Depok yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan kota Depok, Hendrik Tangke Allo yang datang menjenguk Hamsad Rangkuti ke RSUD Depok menyampaikan kepada keluarga Hamsad Rangkuti, dirinya akan memperjuangkan keberadaan tanah milik Hamsad Rangkuti yang disebut telah diserobot paksa oleh Pemkot Depok. HTA bahkan menyebut akan melakukan investigasi dan membentuk tim untuk memberikan advokasi kepada keluarga Hamsad Rangkuti.
“Dengan kejadian ini sangat jelas kerugian yang didapatkan oleh pihak keluarga pak Hamsad. Jika benar Pemkot telah melakukan hal tersebut, itu jelas kesalahan, maka harus berani meminta maaf dan mengembalikan hak pak Hamsad bersama keluarganya,” tegas HTA, Minggu (27/08/2017).
Terkait pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sastrawan bernama asli Hasyim Rangkuti ini, HTA berharap pihak RSUD Depok dapat memperhatikan dan melakukan koordinasi dengan RS lain yang menyediakan layanan ICU. Sementara saat ini Hamsad Rangkuti dirawat di ruang Elang, kelas 2 RSUD Depok menggunakan jaminan BPJS Mandiri Kelas 1.
“Kondisi pak Hamsad jelas membutuhkan layanan perawatan intensif, dan sayangnya RSUD kita memang sampai saat ini belum ada ruang perawatan intensif,” sebutnya.
Turut hadir mendampingi HTA yakni anggota DPRD Depok dari fraksi PDI Perjuangan diantaranya, Hermanto, Sahat Farida Berlian, Agustina Simanjuntak, Ruddy Kurniawan, Yuni Indriani dan Mad Arif.
Hermanto, ketua Komisi B DPRD kota Depok mengatakan, pemkot harus bisa memberikan penjelasan tentang lahan yang digunakan untuk TPS. “Kita akan minta penjelasan dari pihak Pemkot tentang hal ini segera,” pungkasnya. (Ant/DepokNet)