DEPOKNET – Kemajuan bidang olahraga di kota Depok kembali diwarnai dengan berdirinya Komunitas Masyarakat Pemerhati Olahraga (Kompor) yang deklarasinya dilaksanakan di sekretariat Kompor, Jalan H. Daiman Raya kelurahan Bhaktijaya kecamatan Sukmajaya, Depok, Kamis (15/3/2018).
Yang menarik, acara deklarasi yang dilakukan secara sederhana ini dikejutkan dengan kehadiran Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo. HTA sapaannya datang ke lokasi deklarasi sesaat setelah panitia mulai membuka acara.
Kejutan ini diakui oleh panitia, karena mereka tidak pernah mengundang ketua DPRD Depok termasuk para undangan lainnya secara resmi dengan undangan tertulis, namun hanya mengirimkan broadcast undangan melalui layanan pesan singkat WhatsApp saja.
“Semua pihak yang kami undang tidak satupun disampaikan dengan surat undangan resmi, kita hanya menyampaikan dengan broadcast WA dan Kamis siangnya memuat undangan melalui media sosial facebook,” jelas Ketua Umum Kompor, Anton Sujarwo.
Anton tentunya pun tak menyangka jika HTA berkenan menghadiri acara deklarasi sekaligus santunan anak yatim yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya tersebut.
“Kaget campur senang dan bangga serta merasa dihargai karena ketua DPRD menyempatkan waktunya untuk hadir ke acara kami yang sederhana ini,” pungkas Anton.
Didaulat untuk menyampaikan kata sambutan, HTA menyatakan karena kepedulian dan kecintaannya kepada olahraga yang membuatnya menyempatkan diri hadir ke acara deklarasi Kompor.
Apalagi katanya, Kompor digagas oleh para sahabat-sahabatnya yang diyakininya memiliki kemampuan untuk mengembangkan organisasi ini demi kemajuan dan kepentingan warga masyarakat di kota Depok yang sangat beragam baik suku, agama, ras, dan antar golongan.
Dilanjutkannya, olahraga merupakan salah satu sarana pemersatu keberagaman warga masyarakat yang ada di Indonesia dan kota Depok pada khususnya, karena di olahraga tidak pernah membahas, membicarakan dan mempertanyakan masalah apa agamamu, apa sukumu, dan sebagainya.
“Tidak ada orang mau main bola lantas menanyakan, itu kapten tim lawan kita agamanya apa, atau mau main pingpong nanya dulu lawannya apa suku etnisnya, terus kalau beda gak jadi main atau gak boleh main. Gak pernah ada itu,” ucap Hendrik Tangke Allo.(Ant/AM/DepokNet).