“Jangan makan biji jambunya, nanti kena usus buntu lo!”
Sedikit mengingat kata-kata ibu saya dan mungkin protokol dasar para ibu seantero Indonesia untuk senantiasa mengingatkan anak-anaknya agar meninggalkan biji pada jambu biji dan mengambil daging buahnya saja. Ancamannya adalah terkena penyakit usus buntu dan dibawa ke rumah sakit untuk melakukan prosedur apendiktomi! Anak kecil mana yang tidak takut? Saya masih ingat ketika saya ketakutan setengah mati ketika beberapa biji tidak sengaja tertelan.
Saya dan sebagian besar dari Anda mungkin pernah percaya dengan ancaman kasih sayang ibu ini. Faktanya, usus buntu tidak disebabkan oleh terselipnya biji jambu di dalam usus buntu. Melainkan, karena adanya infeksi bakteri pada bagian sebesar jari, di usus besar ini. Pola makan terlalu tinggi garam, kurang makan makanan berserat, dan kurang minum menjadi penyebab utamanya.
Benar memang bahwa usus buntu berukuran kecil dan para ahli belum berhasil menemukan fungsi pasti keberadaannya dalam proses pencernaan. Namun, fakta berbicara bahwa apendiktomi adalah salah satu operasi yang paling sering dilakukan oleh dokter bedah usus di Indonesia.
Beberapa kasus serius yang tidak dapat ditangani dengan obat resepan dokter, dengan risiko usus bernanah dan sebagainya, kerap kali memaksa kita untuk melakukan prosedur lain yang lebih serius. Oleh karenanya, mengetahui ciri-ciri penyakit usus buntu berikut pastinya akan membantu Anda terjauh dari hal yang lebih buruk di kemudian hari.
Sakit perut
Jika Anda mengalami sakit luar biasa di bagian bawah pusar sampai dengan di bawah perut sebelah kanan, boleh jadi Anda harus bersiap-siap menerima berita buruk tentang infeksi usus buntu. Peradangan yang terjadi di permukaan usus buntu menjadi penyebab rasa sakit yang menyakitkan pada bagian perut tersebut.
Sakit di Bagian Atas Perut
Pada kasus ibu hamil, rasa sakit luar biasa yang terjadi biasanya bersumber dari bagian atas perut. Hal tersebut dikarenakan posisi usus buntu yang bergeser akibat adanya janin di dalam rahim ibu. Rasa sakit ini tidak akan Anda salah artikan sebagai tanda-tanda kelahiran, karena rasa sakit menusuk tersebut tidak akan diikuti oleh pendarahan dan semacamnya.
Gangguan Sistem Pencernaan
Dilansir dari health.com, sebesar 18 % dari penderita usus buntu dewasa mengalami diare. Ciri-ciri ini biasanya muncul setelah sakit perut yang Anda rasakan di bagian bawah pusar. Kasus diare yang terjadi pun bukanlah kasus yang parah. Namun, jika terjadi diare ringan diikuti dengan adanya lendir berlebih menyertai feses, tidak ada salahnya Anda segera menghubungi dokter.
Demam
Gejala selanjutnya yang masih tetap mengikuti gejala utama adalah demam. Dalam beberapa kasus, pasien menderita demam disertai dengan meriang. Menurut dr. Payne dari health.com, apabila terdapat gejala sakit perut yang menusuk disertai suhu tubuh penderita di kisaran 37 derajat Cesius, maka Anda patut lega, karena kemungkinan besar Anda hanya menderita sakit perut biasa.
Namun jika termometer menunjukkan angka 39 derajat Celsius atau lebih dengan tambahan Anda tidak dapat duduk atau berdiri dengan tegak, Anda patut waspada, karena itu kemungkinan adalah penyakit usus buntu.
Mual dan Muntah
Mual dan muntah dapat menjadi indikasi dari berbagai macam jenis penyakit. Namun jika Anda mengalami mual dan muntah selama 12 jam terus-menerus, setelah sebelumnya mengalami atau bahkan masih merasakan sakit perut yang tak tertahankan di bagian kanan bawah perut, maka kemungkinan besar usus buntu Anda sedang mengalami peradangan serius.
Mengonsumsi makanan berserat dan minum cukup air putih akan membantu Anda terhindar dari risiko penyakit usus buntu. Intinya, membiasakan hidup sehat akan membawa Anda kepada usus yang lebih sehat tanpa khawatir biji jambu sengaja tertelan.