SOLO – UKLIK.NET – Tradisi acara jumenengan atau peringatan kenaikan tahta kembali digelar di Keraton Kasunanan Surakarta. Pada Minggu 27 Februari 2022 upacara digelar di Sasana Sewaka. Ribuan abdi dalem dari berbagai daerah hadir dengan pakaian kebesarannya khas keraton Solo.
Yang tampak hadir dari deretan pejabat di tanah air adalah , Ketua Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) La Nyalla Mataliti. Dia tampak hadir memakai beskap dikawal beberapa pendukungnya. Seperti diketahui , La Nyalla adalah tokoh nasional yang ikut meramaikan bursa pencalonan Presiden , pada Pemilu 2024 dengan menggelar beberapa kali deklarasi pencalonan di daerah.
Sementara itu , sampai acara dimulai , tidak tampak Walikota Solo Gibran dan Wakil Walikota Teguh Prakosa.
Kegiatan Jumenengan ke-18 ini , masih diselimuti dengan konflik internal keraton yang belum kelar hingga saat ini. Beberapa tokoh penting di Keraton seperti Gusti Puger dan Mahapatih Tejowulan tidak tampak diacara.
Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (sering disingkat sebagai PB XIII; GRM. Suryo Partono; lahir 28 Juni 1948, adalah susuhunan Surakarta keempat belas yang bertakhta sejak tahun 2004. Awalnya , Gelar Pakubuwana XIII diklaim oleh dua pihak, setelah meninggalnya Susuhunan Pakubuwana XII tanpa putra mahkota yang jelas karena ia tidak memiliki ratu yang formal (permaisuri), maka dua putra Pakubuwana XII dari ibu yang berbeda saling mengakui takhta ayahnya.
Putra yang tertua, KGPH. Hangabehi, oleh keluarga didaulat sebagai penguasa keraton (istana) dan KGPH. Tejowulan menyatakan keluar dari keraton; dua-duanya mengklaim pemangku takhta yang sah, dan masing-masing menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar Pakubuwana XIII. Dalam perjalannya , KGPH. Tejowulan kembali masuk keraton dengan jabatan Mahapatih. ( Safrudin )