Anggota DPRD kota Depok yang juga anggota Badan Anggaran, Ir. Edi Sitorus
DEPOKNET – Pos Belanja atau pengeluaran anggaran negara/daerah telah mengalami banyak kemajuan dan perkembangan seiring dengan telah dan masih dilaksanakannya reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah. Kini dengan paradigma anggaran berbasis kinerja, belanja/pengeluaran tidak lagi hanya sekedar menghabiskan uang yang disediakan dalam pagu anggaran.
Belanja/pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah kota Depok contohnya, haruslah menghasilkan suatu manfaat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan operasionalisasi dari Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Daerah kota Depok.
Uraian tersebut disampaikan Anggota DPRD kota Depok yang juga anggota Badan Anggaran, Ir. Edi Sitorus saat ditemui DepokNet disela-sela kegiatan rapat pembahasan RAPBD kota Depok Tahun Anggaran 2017 di gedung DPRD kota Depok, senin lalu (28/11)
Edi menyebut, bahwa manfaat dan tujuan belanja/pengeluaran tersebut ditetapkan dalam ukuran-ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk menilai apakah belanja/pengeluaran telah dilaksanakan sesuai dengan tujuannya dan memberikan dampak bagi kesejahteraan rakyat.
“Ukuran-ukuran dari belanja/pengeluaran anggaran tersebut adalah Output, Outcome, Benefit dan Impact. Kalau tidak memenuhi empat target tadi, jelas ada yang salah dalam penggunaan anggaran kita,” ungkap Edi menerangkan
Politisi partai Demokrat ini juga mengatakan, pengelolaan APBD kota Depok yang baik dan optimal khususnya pada sisi belanja/pengeluaran harusnya dapat menggerakkan perekonomian, memberikan pendapatan bagi masyarakat dan menumbuhkan investasi yang akhirnya akan memberikan pertumbuhan ekonomi secara makro dan mikro yang dapat mewujudkan kesejahteraan warga Depok.
Dirinya mengambil contoh kegiatan-kegiatan pelatihan yang ada di dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial, termasuk kegiatan pembinaan Ormas dan LSM di Kesbangpol, indikator keluaran, hasil, manfaat dan dampak yang dimunculkan dari kegiatan-kegiatan tersebut masih kabur dan tidak jelas.
“Jangan-jangan kegiatan tersebut hanya jadi alat penguasa untuk menggalang kekuatan demi kepentingan politis semata,” pungkasnya
Mantan pengusaha sukses ini selanjutnya menjelaskan apa yang dimaksud dengan Output, Outcome, Benefit dan Impact. Keluaran (Output) adalah sesuatu yang terjadi akibat proses tertentu dengan menggunakan masukan/input yang telah ditetapkan. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu aktivitas atau tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan baik dan terukur.
Hasil (Outcome) adalah suatu keluaran yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu keluaran, segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Manfaat (Benefit) adalah nilai tambah dari suatu hasil yang manfaatnya akan nampak setelah beberapa waktu kemudian. Indikator manfaat menunjukkan hal-hal yang diharapkan dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi secara optimal. Sementara Dampak (Impact) pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan. Indikator dampak merupakan akumulasi dari beberapa manfaat yang terjadi.
Untuk mencapai semua ini, Edi menyatakan sangat diperlukan kesadaran dan kemauan semua pihak baik dari instansi pemerintah kota Depok agar mau melaksanakan anggaran dan pengelolaan keuangan dengan sebaik-baiknya, serta adanya peran serta masyarakat untuk mengawasi dan mengkritisi kinerja pemerintah kota Depok agar berjalan sesuai dengan semestinya, yang nantinya dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
“Walikota, DPRD, elemen masyarakat, harus memahami dahulu RPJMD secara keseluruhan, bukan setengah-setengah apalagi gak mau tau sama sekali. Focus juga pada dampak pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan (impact), jangan cuma output, outcome, benefit saja tapi impact diabaikan,” ujar Edi Sitorus (cpb/DepokNet)