Dirinya juga mengimbau masyarakat agar tidak konsumtif dengan membeli bahan kebutuhan pokok secara berlebihan. “Sebab, dapat menimbulkan kelangkaan sehingga berakibat pada kenaikan harga,” ucapnya.
Sedangkan ditempat lain, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) melakukan penambahan fakultatif elpiji bersubsidi sebesar 20 persen dari jumlah kebutuhan per bulan di Kota Depok. Dengan penambahan elpiji 3 kg menjadi 285.000 tabung, dipastikan stok elpiji bersubsidi cukup hingga Ramadhan dan Lebaran.
“Sejak April alokasi elpiji 3 kg sudah mulai ada tambahan fakultatif sebesar 20 persen, dari alokasi normal 1.425.000 tabung disetiap bulannya. Termasuk juga di bulan Ramadhan tahun ini,” tutur penasihat Hiswana Migas, M Athar Susanto.
Dikatakan Athar, selain menambah jumlah pasokan elpiji, pihaknya juga menyiapkan agen siaga dan pangkalan siaga elpiji selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri nanti. Dengan jumlah agen siaga sebanyak 15 agen dan 125 pangkalan siaga yang tersebar di 63 kelurahan.
“Nanti untuk agen siaga diadakan di setiap kecamatan, sementara pangkalan siaga akan disiapkan sebanyak 2 pangkalan untuk setiap kelurahannya,” ujarnya. Berbekal stok elpiji 3kg yang mencukupi untuk kebutuhan di bulan Ramadhan dan Lebaran, dirinya meminta masyarakat Depok tidak khawatir terhadap ketersedian elpiji tersebut.
“Kita harapkan masyarakat tidak khawatir adanya kekurangan elpiji di bulan puasa, karena stoknya cukup hingga Lebaran,” ucapnya.
Walikota Depok juga memberikan beberapa himbauan yang diantaranya adalah :
1. Mengintensifkan pemantauan pergerakan harga bahan kebutuhan pokok, terutama beras, bawang merah, cabe, telur ayam, daging ayam, daging sapi, dan minyak goreng.
2. Memastikan ketersediaan stok dan pasokan bahan kebutuhan pokok yang ada di gudang, pasar tradisional maupun pasar ritel modern.
3. Memantau para pedagang agar tidak menaikan harga secara berlebihan dan tidak melakukan penimbunan barang, khususnya barang kebutuhan pokok.
4. Mengajak stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sederhana, tidak berperilaku konsumtif dan tidak berbelanja secara berlebihan.
5. Melaksanakan desiminasi informasi kepada masyarakat, baik melalui spanduk/banner, running text dan atau melibatkan forum ulama yang bertujuan untuk mengendalikan ekspektasi masyarakat dengan memberikan persepsi positif mengenai kondisi pasokan dan kelancaran distribusi serta melakukan konsumsi secara wajar dan bijak dalam berbelanja.
6. Mengkoordinasikan pemantauan penetapan dan kepatuhan pelaku usaha jasa transportasi jika terdapat kebijakan pengaturan tarif angkutan dalam rangka Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Tahun 2019