DEPOKNET – Masih terdapat hampir dari 40 persen warga kota di Indonesia merasakan kotanya tidak nyaman dihuni. Hal ini terungkap dalam survey Indonesia Most Livable City Index 2017 yang dilansir Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia dalam acara Indonesia Planning Outlook 2018, Selasa (30/1/2018).
Survey yang dilakukan oleh IAP Indonesia itu digelar di 26 kota dan 19 provinsi dengan masing-masing kota diwakili oleh 100 hingga 200 warga yang menetap di kota tersebut. Survey dengan menggunakan metode kuisioner skala likert ini memiliki Margin of error survei sebesar 95 persen.
Yang parahnya, hasil survey itu menempatkan Kota Depok berada dibawah nilai index livability atau masuk dalam kategori kota tidak nyaman huni menurut warganya dengan nilai 61,8 persen.
Adapun kota-kota yang berada di bawah nilai index livability atau masuk dalam kategori tidak nyaman huni menurut warganya adalah Pontianak (62,0 persen), Depok (61,8 persen), Mataram (61,6 persen), Tangerang (61,1 persen), Banda Aceh (60,9 persen), Pekanbaru (57,8 persen), Samarinda (56,9 persen), Bandar Lampung (56,4 persen), Medan (56,2 persen), dan Makassar (55,7 persen).
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, Bernadus Djonoputro menjelaskan, Setidaknya ada tujuh prinsip yang dinilai di dalam livable city, pertama soal kualitas lingkungan, kedua dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya kota, serta ketiga partisipasi masyarakat dalam pembangungan.
Prinsip keempat adalah ketersediaan ruang publik sebagai wadah berinteraksi antar komunitas, kelima masalah keamanan dan keselamatan. Keenam terkait ketersediaan kebutuhan dasar meliputi perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, serta prinsip ketujuh adalah soal ketercukupan pangan dan ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti transportasi umum, taman, hingga fasilitas kesehatan.
Ditambahkan Ketua Umum IAP Indonesia, acara IPO atau Outlook Tata Ruang Indonesia 2018 sendiri merupakan acara dialog para ahli perencana kota dan wilayah di Indonesia dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Dalam dialog ini juga mengangkat pentingnya memahami ruang secara kesatuan, tanah-air-udara, yang semestinya diikuti dengan pengaturan yang utuh agar mencegah ketidakseimbangan maupun ketidakharmonisan dalam pemanfaatan ruang.
“Negara harus hadir dalam melakukan perencanaan tata ruang nasional agar menciptakan ruang-ruang layak hidup dan mampu menopang kesejahteraan masyarakat Indonesia, sebab harapan akan perencanaan kota-kota masa depan kita yang nyaman dan produktif masih sebatas tataran wacana populis,” ungkap Bernardus Djonoputro dalam Press Release yang disampaikan, Selasa (30/1/2018 ).
Survey Indonesia Most Livable City Index 2017 ini menetapkan kota Solo sebagai kota nyaman huni dengan nilai indeks mencapai 66,9 persen meskipun angka tersebut turun dari semula 69,38 persen pada tahun 2014.
Selain Solo, ada enam kota lain yang masuk ke dalam top tier city, yakni kota dengan nilai index livability di atas rata-rata. Enam kota tersebut yakni Palembang (66,6 persen), Balikpapan (65,8), Denpasar (65,5 persen), Semarang (65,4 persen), Tangerang Selatan (65,4 persen) dan Banjarmasin (65,1 persen).
Dari hasil survey itu juga terungkap jika aspek ketercukupan pangan dan fasilitas peribadatan serta pelayanan keagamaan dari sebuah kota menjadi aspek paling memuaskan bagi masyarakat dengan prosentase mencapai 76 persen.
“Aspek berikutnya yang dirasa cukup membuat masyarakat Indonesia merasa nyaman tinggal di kotanya yaitu pengelolaan air bersih, angkanya mencapai 75 persen. Selain itu ketersediaan fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan juga menjadi poin plus masyarakat merasa nyaman hidup di kotanya, kedua angkanya sama yaitu 71 persen,” jelas Ketua Kompartemen Livable City IAP Indonesia, Elkana Catur.
Untuk diketahui, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) adalah sebuah organisasi yang berfungsi sebagai wadah pembinaan, komunikasi, konsultasi dan koordinasi antar ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, juga antara Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dengan ahli lainnya, lembaga masyarakat, swasta, pemerintah dan internasional.
IAP Indonesia adalah organisasi profesi perencanaan wilayah dan kota tertua dan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, didirikan pada tahun 1971, beranggotakan lebih dari 3.000 perencana wilayah dan kota, dengan kurang lebih 1.500 diantaranya adalah perencana bersertifikat LPJKN. Anggota IAP tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dan saat ini telah terbentuk 25 kepengurusan provinsi.(CPB/DepokNet)