DEPOKNET – Sampah sebagai barang yang masih mempunyai nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikkan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.
Prinsip asal buang tanpa memilah dan mengolahnya terlebih dahulu selain akan menghabiskan lahan yang sangat luas sebagai tempat pembuangan akhir juga merupakan pemborosan energi dan bahan baku yang sangat terbatas tersedia di alam.
Sebaliknya, memilah dan mengolah sampah serta menggunakan sampah sebagai bahan baku skunder dalam proses produksi adalah suatu penghematan bahan baku, energi dan sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan, serta tentunya menghindari penumpukan sampah di TPA nantinya. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi kita semua.
Walikota Depok, Mohammad Idris saat jumpa pers seusai arak-arakan Piala Adipura, Rabu (2/08/2017) sempat mengatakan, bahwa persoalan masalah sampah bukan hanya soal meraih Adipura, tapi bagaimana merubah habit atau kebiasaan penduduk kota Depok untuk bisa dan mau memilah sampah.
“Masyarakat Australia baru terbiasa memilah sampah itu membutuhkan waktu 100 tahun atau 1 abad. Artinya ini tantangan kita kedepan bagaimana untuk terus menjalankan target dan program Memilah Sampah, dengan fasilitas dan pembiayaan anggaran, serta dengan berbagai macam upaya yang bisa kita lakukan,” ungkap Mohamad Idris
Saat ini, sampah di TPA Cipayung sudah menggunung parah dan overload. Dengan jumlah penduduk lebih dari 2,2 juta jiwa, produksi sampah Depok sudah mencapai 700 ton per hari. Bahkan sempat saat curah hujan tinggi, gunungan sampah yang basah itu mengalami longsor beberapa kali.
Penyadaran kepada masyarakat Depok tentang pentingnya memilah sampah tampaknya memang harus ditingkatkan lagi oleh Pemerintah kota (Pemkot) Depok, baik sosialisasi maupun penyediaan sarana seperti bak sampah 3 in 1 di masing-masing Rumah Tinggal, atau RT/RW se kota Depok.
Malah tidak menutup kemungkinan tiap RT/RW membuat Bank Sampah dan itu jelas membutuhkan supervisi dari Pemkot khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kota Depok.
Kepala DLHK kota Depok, Etty Suryahati pun telah berujar, “Sampah adalah sarana mencari pahala, tidak hanya mencari rezeki. Kalau dipilah, plastiknya saja sudah pasti bisa jadi uang. Dan sekarang Depok se-Indonesia terkenal sebagai Kota Memilah,” katanya.
Untuk yang terakhir itu (Depok Terkenal se Indonesia sebagai Kota Memilah), benarkah??? Nendang Baskom Lagi, rasanya….. (Ant/DepokNet)