depoknet.com – Dalang Ki Gunarto dari Padepokan Kusumo Handrawina Jakarta, diiringi para Niyaga dan Lima pesinden.
Tampil menyemarakkan acara Jumenengan Pakubuwono XIII ke-18 di Sasana Mulya, 27 Februari 2022.
Seribuan penonton, tampak menikmati pagelaran dengan lakon Parikesit Jumeneng Ratu.
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Dipokusumo, menerangkan acara ini digelar untuk menghibur warga, sekaligus mangayubagya hajat Tinggalan Jumenengan Dalem, SISKS Pakubuwono XIII, yang telah digelar di Sasana Sewaka, pada Minggu(27/2) siang.
Selain acara tersebut, prosesi Tingalandalem Jumenengan SISKS PB XIII berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya. Terdapat prosesi tari Bedhaya Ketawang dan pemberian gelar kepada abdi dalem dan sentana dalem.
Cerita “Parikesit Jumeneng Ratu” atau “Parikesit Menjadi Pemimpin” yang dimulai pada jam 8 malam itu mengisahkan tentang Parikesit yang adalah cucu dari Arjuna dan anak dari Abimanyu dengan Dewi Utari dari negeri Wirata.
Setelah perang Bharatayuda usai dimana Pandawa menjadi pemenang, maka pimpinan kerajaan Astina beralih ke tangan Pandawa, tahta berada di tangan Prabu Puntadewa/Prabu Kalimataya yang berlangsung selama 15 tahun, kemudian kekuasaan atas kerajaan Astina beralih kepada Parikesit.
Cerita Parikesit Jumeneng Ratu ini , tentu saja menjadi gambaran berkaitan dengan apa yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta , yang telah menunjuk Putra Mahkota yaitu KGPH Purboyo. Penunjukkan itu bersamaan dengan acara jumenengan yang berlangsung Minggu siang di sasana Sewaka.
Seperti telah diketahui , Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Purbaya dinobatkan menjadi putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta. Artinya, sosok tersebut yang kelak akan melanjutkan tugas Pakubowono XIII memimpin kerajaan.
Penobatan diumumkan dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan Pakubuwono XIII yang ke-18 di Keraton Kasunanan Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (27/2/2022). Acara berlangsung lebih kurang tiga jam dimeriahkan tarian ”Bedhaya Ketawang”, yang juga ditampilkan sewaktu pengangkatan Pakubuwono XIII sebagai raja. (Safrudin)