DEPOKNET – Pemberitaan yang dimuat DEPOKNET.COM berjudul “Di Mutasi Mendadak Saat Relokasi Pedagang Pasar Cisalak Berlangsung” terkait adanya mutasi pejabat eselon 3, Fenti Novita, ST, MT yang dilakukan oleh Walikota Depok, Rabu sore (3/05), tampaknya telah membuat beberapa pejabat terkait “gerah”.
Hal ini terlihat dari komentar yang diduga disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Depok, Mumun Misbahul Munir, SH di salah satu akun Facebook yang memposting berita mutasi dadakan tersebut. (Baca : http://www.depoknet.com/di-mutasi-mendadak-saat-relokasi-pedagang-pasar-cisalak-berlangsung/)
Melalui akun Facebook bernama “Misbahul Munir”, dirinya berkomentar “Maaf mutasi karena kebutuhan organisasi, dan tolong jangan remehkan Disdukcapil, kalian tidak bisa hidup tanpa Disdukcapil”.
Komentar bernada arogan khususnya pada kalimat “Kalian tidak bisa hidup tanpa Disdukcapil” itu sontak mendapat kritikan tajam dari para Facebookers yang membaca komentar tersebut. Sebagian menyayangkan kalimat arogan yang dilontarkan kepala Disdukcapil kota Depok ini, yang lainnya malah membully Munir dengan komentar sindiran.
Sambil memasang foto seorang anak yang tengah tertidur di pinggir jalan, akun Facebook bernama Lidi Emas berkomentar, “Apa bener begitu? Sementara Anak Jalanan ini “Tetap Hidup” tanpa Disdukcapil bahkan tertidur pulas di pinggir Jalan Margonda,”
Akun facebook lain bernama Budiardjo Bambang berkomentar, “Hati hati bertutur kata…apalagi pejabat publik,”. Ada juga komentar dari facebookers lain diantaranya, “emang Disdukcapil itu Tuhan, sombong banget ya,”, “Serem eeuuyy… ngalahin Tuhan, Oom Munir, beri Hamba uang,”, “orang kayak gitu digejrot aja….”, “Wah minta dimutasi mendadak juga kali,”, dan masih banyak komentar lainnya.
Belum ada klarifikasi ataupun penjelasan dari Misbahul Munir tentang komentarnya tersebut. Dirinya tidak memberikan komentar apapun melalui akun Facebooknya.
Jabatan memang bukan sesuatu yang bisa diperoleh dengan mudah, butuh usaha yang keras untuk bisa di posisi atas. Namun jabatan tinggi juga bukan alasan untuk memupuk arogansi. Perlu diingat, masyarakat sudah cukup awas soal seperti ini. Meskipun kita tumbuh sebagai masyarakat yang memuja jabatan dan uang, tetap lucu bila menjadikan jabatan sebagai alasan untuk berbuat semaunya termasuk tidak menjaga ucapannya. (CPB/DepokNet)