DEPOKNET – Di rumah kontrakan petak ukuran kecil di daerah Bedahan Kota Depok, Diana kecil hidup bersama 7 orang saudaranya. 4 orang adiknya masih bersekolah kelas 1, 3, 4, dan 5 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Bedahan dan salah satu Madrasah di Kelurahan Bedahan.
Sedangkan 3 orang kakak laki-lakinya, 2 orang terpaksa putus sekolah kelas 1 SMA. Sedangkan 1 orang lagi masih bersekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Bedahan. Diana sendiri pun sempat drop out beberapa tahun saat kelas 1 SD.
“Ayah sudah meninggal 5 tahun yang lalu, Ibu juga sudah tahun 2012 yang lalu, sekarang tinggal kami saja disini,” ujar Diana sambil memperbaiki letak hijab putihnya yang penuh jahitan.
Untuk makan mereka sehari-hari, Diana mengaku kedua kakak laki-lakinya bekerja menjadi tukang cuci motor, itupun penghasilannya tak tentu. Setiap pagi pun, Diana harus memasak untuk makan adik-adiknya yang perempuan semua.
“Yang penting adik-adik dulu, sedapatnya saja yang bisa dimasak, kalau lagi ada, kalau gak ada mau gimana lagi,” ungkap Diana
Walau hidup serba kekurangan, mereka tetap tidak mau dipisahkan satu sama lainnya, itu pula pesan terakhir mendiang ibunya kepada mereka. Saat Ketua Pengurus Wanita Dewan Pengurus Daerah Persatuan Umat Islam (DPD PUI) Kota Depok, Dra Efi Nurpalah ingin menawarkan tempat tinggal buat Diana, dirinya menolak karena tidak mau meninggalkan adik-adiknya di rumah.
Efi Nurpalah yang datang karena kapasitasnya sebagai guru kelas Diana ini mengatakan, baru mengetahui kondisi anak muridnya ini dua minggu lalu. Dirinya sama sekali tidak menyangka jika keadaan yang dihadapi oleh anak muridnya tersebut sangat memprihatinkan.
“Diana anak yang baik dan rajin, prestasi di sekolah pun cukup baik, sayang jika anak sebaik ini harus menanggung beban yang tidak seharusnya dia pikul,” tutur Efl yang didampingi suaminya, Hery Prasetyo saat mendatangi rumah anak didiknya tersebut.
Efi menyayangkan tidak adanya respon yang ditunjukkan oleh aparat pemerintah setempat terhadap kondisi anak muridnya beserta seluruh saudaranya yang yatim piatu ini, apalagi Kota Depok sudah mengklaim sebagai Kota Layak Anak dengan tagline “Friendly City” atau Kota Bersahabat. Bahkan di Hari Ulang Tahun Kota Depok ke 18 berani mengusung tema Kota Yang Ramah Keluarga.
“Semoga Pesta Meriah HUT Kota Depok tahun ini tidak melupakan pula nasib Diana dan saudaranya, ini mungkin baru satu contoh saja, kita belum tau di wilayah Depok lainnya yang mungkin masih ada nasib seperti Diana dan keluarganya ini,” ucap Efi yang tampak meneteskan air mata.
Rumah Kontrakan kecil di RT. 006/RW. 003 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok yang ditempati Diana beserta saudaranya ini tampak kusam, sesekali tikus besar dan cecurut berlari dari arah dapur yang berada dibagian belakang rumah seakan ingin turut bersaksi tentang cerita Diana dan keluarganya. “Maaf ya Bu, itu hiburan dan teman kami disini,” celetuk Diana dengan senyum polosnya (CPB/DepokNet)